Latar Belakang Yayasan Bakti Luhur
Yayasan Bhakti Luhur adalah yayasan sosial yang memberi perhatian secara khas kepada para penyandang cacat yang miskin, terlantar dan dipinggirkan. Secara resmi Yayasan Bhakti Luhur berdiri pada tanggal 5 Agustus 1959 di Madiun. Menapaki berbagai langkah waktu, pada tahun 1975 Pusat Bhakti Luhur dipindahkan ke Malang.
Yayasan Bhakti Luhur dengan MISI dan VISI-nya yang khas, yakni pelayanan anak cacat yang karena salah satu atau beberapa sebab seperti fisik, psikis, mental, sosio-ekonomi yang menyebabkan keterbelakangan dalam perkembangannya.
Selasa 12 April 2016 Savemillions berangkat dari Jl. Komodor Udara Supadio No. 17 menuju ke Yayasan Bakti Luhur. Lokasi terletak di Jl. Taman Kopo Indah II Block III C-1 No. 28-29 Bandung. Yasasan ini merupakan satu dari cabang Yayasan Bakti Luhur di kota Malang, pelayanannya sendiri sudah tersebar ke tiga puluh tiga propinsi. Walaupun hanya merupakan cabang, namun YBLB mempunyai sebuah panti asuhan dan sebuah tempat terapi. Yayasan Bakti Luhur merupakan yayasan sosial yang dihidupi oleh donatur tetap dan donatur tidak tetap, serta Yayasan Bakti Luhur Pusat di kota Malang. Bantuan dari para donatur masih dibutuhkan supaya anak-anak yatim piatu dan juga hidup dalam kecacatan ini bisa tertolong.
Kedatangan Savemillions diterima dengan baik oleh ibu. Ina salah seorang perawat Celebral Palsy yang melayani YBLB. Untuk dapat memiliki skill sebagai seorang perawat tunagrahita ada sekolah khusus di Malang. Tenaga pengajarnya dari Yayasan Bakti Luhur Malang langsung. Beliau melayani dengan hati dan kasih. Ini terlihat bukan hanya ketika berhadapan dengan anak-anak dalam kecacatan di panti asuhan, namun juga tampak ketiga dengan sabarnya pertanyaan demi pertanyaan dari Savemillions dijawab olehnya satu per satu dengan senyuman dan semangat.
Perawat Celebral Palsy ini menjelaskan mengenai anak-anak yang ada di Panti antara lain: Tunagrahita, Down Sindromen, Tunaganda, Celebral Palsy (CP), Epilepsi dan Tunadaksa. Lebih jelas lagi menurutnya:
Tuna grahita: Terapi yang dilakukan adalah terapi speak/ bicara. Yaitu suatu terapi yang diberikan kepada seorang yang tidak bisa berbicara, bukan hanya untuk kata-kata tertentu; melainkan sama sekali tidak bisa berbicara. Tunagrahita berbeda dengan seorang yang bisu. Perbedaannya seorang tunagrahita tidak bisa berbicara namun setelah diterapi berpeluang besar untuk mengalami kesembuhan atau bisa berbicara. Hanya saja untuk bisa berbicara tidak dapat dipastikan kapan tepatnya dirinya bisa berbicara dengan baik, karena tergantung pada IQ-nya. Sedangkan bagi seorang yang bisu tidak dapat diupayakan sampai pada dirinya dapat berbicara, karena usaha yang dilakukan adalah membuat dirinya bisa berbahasa isyarat dan mengerti berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Ketika kunjungan Savemillions YBLB sedang melayani seorang yang tidak bisa berbicara sama sekali. Ada lima orang tuhnagrahita yang sedang dilayani. Mereka masih memiliki harapan akan dapat berbicara. Bisa menyebutkan “Mama – Papa – kakak”, ini merupakan suatu hal yang luar biasa bagi YBLB. Ada lima orang tunagrahita yang dirawat pada saat ini sekelas. Perawatan dilakukan secara cuma-cuma. Sekarang ini ada satu perawat untuk tunagrahita. Ada seorang tunagrahita yang sudah mengalami kesembuhan, sekarang sudah bisa berbicara dengan baik.
YBLB melayani anak-anak dengan IQ Debil Imbecile Idiot atau IQ di bawah rata-rata enam puluh. Sebelum dilakukan pelatihan terlebih dahulu dilakukan observasi (Apakah kebisaan dari anak yang akan/sedang dirawat?).
Down Sindrome: Seperti mongoloid. Ciri-ciri fisik pendek, tangan gemuk, kaki pendek, lidah tebal. Ada tiga orang anak down sindrome. Mereka dapat mengikuti kelas okupasi (Kelas dimana mereka bisa melakukan hal-hal seperti manusia yang normal). Ada pekerjaan yang melatih mereka untuk bisa melakukan sesuatu seperti manusia normal, misalnya: Pekerjaan membuat tempe. Dari hal ini kemudian mereka diperkenalkan pada uang. Walaupun mereka sulit berbicara, tapi mereka dapat belajar dengan cara meniru apa yang dilakukan oleh perawatnya. Mereka berusia dua puluh tahun ke bawah, yang paling muda berusia delapan tahun.
Tuna ganda: Adalah seorang yang memiliki lebih dari satu kecacatan. Untuk yang tidak bisa mendengar dilakukan terapi visual.Dalam pengamatan Ibu. Ina beliau menjelaskan kecatatan tersebut bisa merupakan kecacatan mata sekaligus kecacatan mental/ Retardasi Mental, anak-anak yang mengalami gangguan mental. Ada seorang anak berusia empat puluh dua tahun (usia kalender), namun aktivitas sehari-harinya seperti seorang anak beerusia lima belas tahun, orang ini mengikuti kelas keterampilan dan diharapkan dirinya pada suatu saat akan mencapai kemandiriannya. Ada tujuh orang anak tunaganda yang dirawat pada saat ini dimalai dari anak berusia sembilan tahun sampai dengan tiga belas tahun, terdiri dari seorang perempuan dan enam orang laki-laki. Mereka inilah anak-anak yang nantinya akan ada perkembangan untuk ke depannya.
Low Vision/ Tunanetra: Tidak dirawat di Panti asuhan Bakti Luhur.
Celebral Palsy (CP): Adalah anak-anak yang sama sekali tidak bisa duduk. Mereka hanya tidur. Mengalami kekakuan pada tulang, seperti tulangnya bengkok, kakinya bengkok. Pada mereka dilakukan fisioterapi setiap hari untuk memperlambat pembengkokkan tulang. Ini dipengaruhi oleh faktor genetik. Apabila tidak dilakukan terapi maka tulang akan semakin cepat mengalami pembengkokkan. Keterlambatan diterapi hingga mencapai usia dewasa maka akan tidak bisa disembuhkan. Sedangkan untuk seorang anak yang hanya bisa tidur atau tidak bisa duduk, namun telah di bawa untuk diterapi sejak usia anak atau masih kecil maka kemungkinan mengalami kesembuhan akan sangat besar. Ada dua orang Celebral Palsy yang sekarang sedang dirawat, berusia delapan belas dan dua puluh dua tahun. Mereka harus dirawat dengan memakai hati dan rasa.
Epilepsi: Ada dua orang penderita epilepsi yang sedang dirawat. Perawatan juga harus memakai hati, mereka tidak bisa diterapi, melainkan hanya mengkonsumsi obat secara rutin dengan bantuan perawat. Semua obat-obatan yang dibutuhkan disediakan oleh yayasan. Mereka sering mengalami ayan atau kejang-kejang. Di dalam melatih mereka tidak boleh dilakukan dengan cara memaksa. Epilepsi karena faktor genetik sangat sulit untuk disembuhkan. Orang yang normal juga bisa epilepsi. Ada yang berusia dua puluh tujuh (sudah dua tahun di panti) dan ada yang sudah berusia dua belas tahun. Anak ini masuk ke dalam kelompok tunaganda, tidak dapat melakukan aktivitas apa-apa, dia sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam banyak aktivitas. Anak seperti ini dilatih langkah demi langkah mulai dari memegang sendok dengan tahap-tahapannya, menyendok nasi, memasukkan makanan ke dalam mulut sampai dengan mengunyah makanan.
Kebanyakan dari anak-anak dalam kecacatan di Panti asuhan Yayasan Bhakti Luhur adalah anak-anak yatim piatu. Mereka tidak pernah menanyakan siapakah orangtua atau keluarga mereka. Semuanya merasakan kasih di Panti asuhan Bakti Luhur. Tidak ada kasih yang lain yang didapatkan sebagai pembanding karena pelayanan semua perawat dan suster-suster yang ada sudah merupakan pelayanan terbaik dan penuh kasih. Pelayanan kerohanian juga diberikan setiap hari. Demikian penjelasan dari ibu. Ina yang terekam dan kami ringkas. Setelah sudah lewat tengah hari Savemillions bersiap-siap untuk pulang. Kunjungan Savemillions diakhiri dengan foto-foto bersama dengan anak-anak panti asuhan Bakti Luhur Bandung yang didampingi oleh ibu. Ina dan suster Maria. (Savemillions)